Selasa, 10 Maret 2015

Beberapa Hari Menjelang Hari Lahir

waaah, selamat buat teman-teman aku yang sekarang sudah atau akan menjadi ibu. bahagia ya kalian pastinya. sudah merasa penuh ya pasti hidup kalian. hehe. selamat selamat selamat ^,^

bagaimana rasanya saat menjelang hari kelahiran anak pertama kalian?
deg-deg'an ya pastinya? sakitkah, atau perihkah? pasti itu yang dirasakan ibu kita ya waktu melahirkan kita dulu.

jadi, aku pernah diceritain ibu saat akan melahirkan kakak pertama dan kakak keduaku.

kakak pertama
kakak pertamaku ini terlahir sebagai perempuan tangguh. pasalnya, dari cerita ibu, ibu mengandung kakak pertama saat kedua orang tuaku benar-benar merintis sebuah kehidupan. tidur di dekat kandang kambing, di rumah dinas sekolahan, dan banyak cerita dibaliknya. bulan kelahirannya adalah Juni. saat tiba hari lahir, ibu harus menerjang banjir untuk pergi ke rumah sakit. kata beliau saat itu semarang sedang dilanda banjir besar. setelah kelahiran, ibu cerita bahwa anak perempuannya sehat. dan hingga sekarang. semoga keberkahan selalu menaungi kehidupannya. pintanya tiap saat, padaNya.

kakak kedua
kakak keduaku ini terlahir sebagai perempuan yang tangguh juga. karena, dari cerita ibu, kakak keduaku ini paling kecil berat badannya saat lahir hingga saat berusia 9 tahun kalau tidak salah ingat. bapak dan ibu mencari obat kesana kemari agar kakak keduaku ini tumbuh dengan sehat, dan ceria. siang malam. hujan pun panas. aku tak bisa membayangkan, sekarang saja aku kena panas sedikit mengeluh pusing. bulan kelahirannya adalah Maret. sebentar, bulan Maret. ini Maret. sebentar lagi dia berulangtahun. dan alhamdulillah, di usianya kini berat badannya bertambah, hhehe. bukan itu maksudku. dia tumbuh sehat setelah segala daya dan upaya bapak ibu. hebatlah. dan lagi, sekarang sudah menjadi istri dari seorang lelaki. hohoho. dan juga, semoga keberkahan selalu dilimpahkan padanya. itu pinta ibu padaNya.

dari dua cerita diatas, aku bisa membayangkan. bagaimana rasa seorang ibu saat mengandung hingga melahirkan dan membesarkan anaknya. ada bapak yang selalu disamping ibu saat semuanya sedang buruk. kasih sayang ibu itu luar biasa, walau kadang hanya terpendam dalam diam. terimakasih bapak ibu.

selamat malam,
^,^


Kata

pernah mendengar bahwa kata bisa jadi sebuah jimat atau sebuah senjata?
atau sebuah guyonan bisa jadi sebuah malapetaka?
haha, lucu ya manusia. seperti aku. pribadi yang selalu menganggap segalanya serius. sampai sebuah candaan selalu aku masukkan ke dalam hati. stuck, dan parahnya bisa jadi sebuah dendam. it's so crazy.

saat dua manusia dewasa bercanda, mereka akan melupakan sejenak kepenatan akan hidup. sejatinya bercanda dibutuhkan untuk meningkatkan serotonin (bahasa kerennya hormon bahagia) agar otak jadi segar kembali. oksigen banyak tertarik dari sebuah canda, yang berakhir tawa. mengalir ke seluruh tubuh, bersama dengan darah, dan ke otak. bahaya kalau canda berakhir dengan sebuah petaka. otak yang membutuhkan oksigen menjadi sangat kekurangan oksigen. bayangkan saja, saat ditengah candaan, oksigen masuk, kemudian berakhir dengan amarah, pasokan oksigen langsung berhenti. bagaikan akan buang angin, tapi bersamaan dengan bersin. tekanan bersin, membuat gagalnya buang angin itu. rasanya aneh. efek sampingnya perut kembung, orang Jawa bilang, sebah.

memang bercanda yang membuat amarah itu yang seperti apa?
kata-katanya keterlaluan, misal, "badan kamu kayak ikan teri ya, kecil gitu." dan itu berulang kali, parahnya kalau itu dijadikan bahan olok-olokan yang tak pernah usai. dan lagi, bisa jadi bahan bully.

terkadang dua manusia dewasa saat bercanda tak mengenal umur. bisa sampai saling menggelitik badan satu sama lain, bisa sampai saling meniup telinga satu sama lain, atau mencubit. kadang perilaku ini yang disebut kekanakan. tapi sekali lagi, bercanda tak memandang umur. bahkan bisa dibilang lupa umur. kemudian salah satunya marah, perihal bau mulut saat saling tiup telinga, atau terlalu keras saat mencubit. mau tahu hasilnya, perang dingin. saling mendiamkan. aku pernah seperti itu. dulu, waktu kecil. dasarnya aku pemikir, sedikit-sedikit dipikir, ya jatuhnya aku marah saat temanku bercanda dengan mencubitku terlalu keras. aku marah, dan mendiamkannya. berhari-hari. aku harap dia yang meminta maaf duluan, tapi kenyataannya tidak. aku yang meminta maaf duluan. selesai perkara, kami bermain bersama kembali. setelah aku pikir, kenapa orang dewasa betah ya berlama-lama perang dingin, atau saling mendiamkan satu sama lain. padahal, segera meminta maaf dan selesai perkara, ya sudah. oh, aku tau. mungkin ini yang dinamakan gengsi.

satu kata yang super sekali. bisa membuat sebuah kedamaian berubah menjadi malapetaka. orang dewasa akan memiliki alibinya masing-masing untuk enggan membuka percakapan. aku tidak tahu apa yang masing-masing pikirkan, yang aku tahu, masing-masing pasti memiliki alasannya. benar. itu hak masing-masing. karena masing-masing memiliki pendapat yang pantas dihargai. dan alangkah baiknya pendapat itu dikeluarkan bersama. bukan saling tebak dalam dimensi masing-masing. dimensi keheningan.

bukan maksud menggurui, tapi berbicara dengan langsung ataupun tulisan, akan mengurangi bongkahan es. bukan gengsi. terkadang kita, sebagai dewasa perlu belajar dari anak-anak. yang tak pernah mengenal kata gengsi.

selamat malam
^,^