Selasa, 28 April 2015

chatku untuk kakak, sahabat, dan suhu ku, Arina Fikarotal Ulya

assalamualaikum embak,

bagaimana kabarmu disana? aku dengar tadi pagi, kamu pergi ya? kemana? kenapa kamu enggak pamit dulu sama adek kecilmu mbak?

udah lama yaa, i have no chat with you. kamu ingat, terakhir kita chat di hape pintar, kita ngomongin film yang sedang hits itu, yang diangkat dari novel kesayangan kita. dan bayangan kita sama, film yang diangkat ke layar lebar tak sebagus ekspektasi kita. abis itu, kita ngobrolin apa yaa, oh iya, kita ngobrolin berlibur. ngomong-ngomong berlibur, kamu kemana sih mbak? pergi kok gak bilang-bilang. berlibur yaa? balik laaah, atau kamu sudah menemukan surgawi disana? kalau sudah menemukan surgawi yang nyata, jangan lupain aku yaa.

aku masih ingat, pertama kali aku ngekost. sebut saja kos pak jon, dan lambat laun namanya berubah jadi kokikos, alasannya simpel, karena tiap hari, tiap-tiap kita ada jadwal untuk memasak. aku sering tidur di kamarmu, gangguin kamu sama kakak cantik kita yang gak lain adalah roommate and soulmate-mu, numpang ngeprint di kamarmu, bercanda, berbincang hidup, berbincang jodoh.

"mbak, aku boleh tidur dikamarmu?" atau "mbak, aku minta tolong editin draftku boleh?" atau " mbak, ajarin aku spss dong." atau "mbak kamu mau makan apa? aku nitip aja boleh?" atau "mbak, besok anterin aku bimbingan yah, kamu sibuk gak?" atau "mbak, aku punya taro nih, mau gak? dimakan bareng aja." atau "mbak, kamu pulang jam berapa? aku nitip obat flu sm obat diare boleh?" atau "mbak, aku bete. udah janjian mau bimbingan ke atas tapi mendadak ngabarin beliau lagi di Jakarta. aku sedih mbaak." atau "mbak, aku mau mangga yang kamu kupasin yaa." atau "mbak, besok kamu pulang kan, bawain rambutan yaa."

mbak, aku mau cerita pengalamanku pkpa di RSMS. mbak, kok gak bales chatku? mbak kamu kenapa sih? marah sama aku? :(

hari ini aku jaga IGD lagi mbak, you know laah, keadaan IGD seperti apa. sangat ramai. resep masuk semua, sampe aku lupa makan. gak pegang hape pintar. sekali pegang, entah ini air mata kenapa bisa keluar sendiri. anak-anak pada berlebihan menuliskan namamu. aku enggak terima. kan kamu sedang berlibur kan mbak, iya kan?

mbak :'(

kamu kalau pergi gak bilang-bilang, aku mau minta maaf aja deh mbak sama kamu. maafin aku ya embaaak. maaf karena tak sempat aku menemuimu. maaf karena aku tak sempat mengajarimu bermian blogg. kalau kamu sudah menemukan kebahagiaan disana, aku titip salam pada sang Pemilik Semesta. sepertinya kamu berlibur lama deh disana kan ya mbaak? :")

aku akan tetap mengingatmu sebagai kakakku, terimakasih telah mengayomiku
aku akan tetap mengingatmu sebagai sahabatku, terimakasih telah ada sebagai sandaranku saat aku bingung
aku akan tetap mengingatmu sebagai suhuku, terimakasih atas ilmu yang sudah kamu berikan, ilmu sabar, ilmu tertawa, dan ilmu ikhlas.

memoriku masih jelas melihatmu tertawa, marah, bahagia, sedih.
memoriku masih merekam jelas kebaikanmu, kekhusyukanmu saat berdoa.

karena bersama tak selalu membawa kebaikan, karena berpisah tak selalu membawa keburukan.
Allah punya skenario yang indah. lebih indah dari harapan kita. stase IGD memberiku banyak pelajaran, saat kematian tepat persis didepan mataku, dan saat fase kehidupan baru dimulai ada tepat didepan mataku. dua hal yang jelas sangat berbeda dan saling berhubungan. mati dan lahir. terimakasih embak, love you. i'll miss you, already. miss you so bad.

wassalamualaikum, embak arin. nikmati liburanmu mbak, i love you.

Selasa, 10 Maret 2015

Beberapa Hari Menjelang Hari Lahir

waaah, selamat buat teman-teman aku yang sekarang sudah atau akan menjadi ibu. bahagia ya kalian pastinya. sudah merasa penuh ya pasti hidup kalian. hehe. selamat selamat selamat ^,^

bagaimana rasanya saat menjelang hari kelahiran anak pertama kalian?
deg-deg'an ya pastinya? sakitkah, atau perihkah? pasti itu yang dirasakan ibu kita ya waktu melahirkan kita dulu.

jadi, aku pernah diceritain ibu saat akan melahirkan kakak pertama dan kakak keduaku.

kakak pertama
kakak pertamaku ini terlahir sebagai perempuan tangguh. pasalnya, dari cerita ibu, ibu mengandung kakak pertama saat kedua orang tuaku benar-benar merintis sebuah kehidupan. tidur di dekat kandang kambing, di rumah dinas sekolahan, dan banyak cerita dibaliknya. bulan kelahirannya adalah Juni. saat tiba hari lahir, ibu harus menerjang banjir untuk pergi ke rumah sakit. kata beliau saat itu semarang sedang dilanda banjir besar. setelah kelahiran, ibu cerita bahwa anak perempuannya sehat. dan hingga sekarang. semoga keberkahan selalu menaungi kehidupannya. pintanya tiap saat, padaNya.

kakak kedua
kakak keduaku ini terlahir sebagai perempuan yang tangguh juga. karena, dari cerita ibu, kakak keduaku ini paling kecil berat badannya saat lahir hingga saat berusia 9 tahun kalau tidak salah ingat. bapak dan ibu mencari obat kesana kemari agar kakak keduaku ini tumbuh dengan sehat, dan ceria. siang malam. hujan pun panas. aku tak bisa membayangkan, sekarang saja aku kena panas sedikit mengeluh pusing. bulan kelahirannya adalah Maret. sebentar, bulan Maret. ini Maret. sebentar lagi dia berulangtahun. dan alhamdulillah, di usianya kini berat badannya bertambah, hhehe. bukan itu maksudku. dia tumbuh sehat setelah segala daya dan upaya bapak ibu. hebatlah. dan lagi, sekarang sudah menjadi istri dari seorang lelaki. hohoho. dan juga, semoga keberkahan selalu dilimpahkan padanya. itu pinta ibu padaNya.

dari dua cerita diatas, aku bisa membayangkan. bagaimana rasa seorang ibu saat mengandung hingga melahirkan dan membesarkan anaknya. ada bapak yang selalu disamping ibu saat semuanya sedang buruk. kasih sayang ibu itu luar biasa, walau kadang hanya terpendam dalam diam. terimakasih bapak ibu.

selamat malam,
^,^


Kata

pernah mendengar bahwa kata bisa jadi sebuah jimat atau sebuah senjata?
atau sebuah guyonan bisa jadi sebuah malapetaka?
haha, lucu ya manusia. seperti aku. pribadi yang selalu menganggap segalanya serius. sampai sebuah candaan selalu aku masukkan ke dalam hati. stuck, dan parahnya bisa jadi sebuah dendam. it's so crazy.

saat dua manusia dewasa bercanda, mereka akan melupakan sejenak kepenatan akan hidup. sejatinya bercanda dibutuhkan untuk meningkatkan serotonin (bahasa kerennya hormon bahagia) agar otak jadi segar kembali. oksigen banyak tertarik dari sebuah canda, yang berakhir tawa. mengalir ke seluruh tubuh, bersama dengan darah, dan ke otak. bahaya kalau canda berakhir dengan sebuah petaka. otak yang membutuhkan oksigen menjadi sangat kekurangan oksigen. bayangkan saja, saat ditengah candaan, oksigen masuk, kemudian berakhir dengan amarah, pasokan oksigen langsung berhenti. bagaikan akan buang angin, tapi bersamaan dengan bersin. tekanan bersin, membuat gagalnya buang angin itu. rasanya aneh. efek sampingnya perut kembung, orang Jawa bilang, sebah.

memang bercanda yang membuat amarah itu yang seperti apa?
kata-katanya keterlaluan, misal, "badan kamu kayak ikan teri ya, kecil gitu." dan itu berulang kali, parahnya kalau itu dijadikan bahan olok-olokan yang tak pernah usai. dan lagi, bisa jadi bahan bully.

terkadang dua manusia dewasa saat bercanda tak mengenal umur. bisa sampai saling menggelitik badan satu sama lain, bisa sampai saling meniup telinga satu sama lain, atau mencubit. kadang perilaku ini yang disebut kekanakan. tapi sekali lagi, bercanda tak memandang umur. bahkan bisa dibilang lupa umur. kemudian salah satunya marah, perihal bau mulut saat saling tiup telinga, atau terlalu keras saat mencubit. mau tahu hasilnya, perang dingin. saling mendiamkan. aku pernah seperti itu. dulu, waktu kecil. dasarnya aku pemikir, sedikit-sedikit dipikir, ya jatuhnya aku marah saat temanku bercanda dengan mencubitku terlalu keras. aku marah, dan mendiamkannya. berhari-hari. aku harap dia yang meminta maaf duluan, tapi kenyataannya tidak. aku yang meminta maaf duluan. selesai perkara, kami bermain bersama kembali. setelah aku pikir, kenapa orang dewasa betah ya berlama-lama perang dingin, atau saling mendiamkan satu sama lain. padahal, segera meminta maaf dan selesai perkara, ya sudah. oh, aku tau. mungkin ini yang dinamakan gengsi.

satu kata yang super sekali. bisa membuat sebuah kedamaian berubah menjadi malapetaka. orang dewasa akan memiliki alibinya masing-masing untuk enggan membuka percakapan. aku tidak tahu apa yang masing-masing pikirkan, yang aku tahu, masing-masing pasti memiliki alasannya. benar. itu hak masing-masing. karena masing-masing memiliki pendapat yang pantas dihargai. dan alangkah baiknya pendapat itu dikeluarkan bersama. bukan saling tebak dalam dimensi masing-masing. dimensi keheningan.

bukan maksud menggurui, tapi berbicara dengan langsung ataupun tulisan, akan mengurangi bongkahan es. bukan gengsi. terkadang kita, sebagai dewasa perlu belajar dari anak-anak. yang tak pernah mengenal kata gengsi.

selamat malam
^,^


Kamis, 29 Januari 2015

musim hujan

Dear musim hujan,

Terkadang aku benci menjadi dewasa. Karena apa, dewasa memaksaku untuk membenci hujan. Tapi, kebencian akan dewasa mungkin hanya sekedar benci. Mau tidak mau aku harus menjadi dewasa. Tapi tidak untuk membenci hujan.

Aku sering berdoa diantara hujan. Untuk Bapak, Ibu, dan kakak. Banyak yang berkata bahwa hujan senantiasa meng-amin-kan doa.

Oh iya, aku juga sering berdoa untukmu. Tuan, yang belum boleh disebutkan namanya. Aku berdoa, semoga kerinduanmu akan perempuan, yaitu aku, segera dipertemukan dan dipersatukan.

Hujan mengajari aku akan kesejukan, dan kedamaian. Mengajari aku akan rasa syukur. Selamat datang musim hujan, semoga dinginmu tak mengilhami sisi hatiku yang tergelap.

Pengagum terberatmu, aku.

Minggu, 14 Desember 2014

Pertama

sudah diakhir tahun 2014. kalian mau apa? tertawa karena resolusinya berhasil atau menangis karena resolusinya gagal atau bahkan sudah menyusun resolusi 2015? aku mah, sampai detik ini masih scrolling lini masa.

bentar, lini masa?

ini yang akhir-akhir ini berputar di memoriku. gilaaaa, usia udah segini aja, dan masih gini-gini aja. sedih sih. tapi ini hidup gais, musti dijalanin apa yang sudah dipilih untuk dilakuin. kadang hidup itu life.

sebentar lagi ibu purna tugas, dari tugasnya untuk memintarkan penerus bangsa. tapi masih harus memintarkan aku untuk meneruskan kepiawaian beliau dalam hal masak-memasak, jahit-menjahit, hingga merawat tanaman. Ibuk itu tipikal orang yang kolot, tapi demokratis. bisa membayangkan? atau begini saja, aku beri satu contoh. kalian pernah pulang malam? pasti pernah dilarang juga, apalagi kalian perempuan. begitulah ibuk. selalu melarang anaknya untuk keluar malam. dan kalaupun harus pulang malam itupun dimaklumi karena urusan sekolah. atau, boleh keluar malam hanya dengan teman terdekatmu. itupun ada jam malamnya. jam 10 malam harus sudah sampai di rumah. sisanya, hari-hari kemudian kalau aku melanggar, ya, sanksi demo komunikasi alias didiemin walaupun dalam waktu 1 hari. serba salah bukan? masa muda yang harusnya dilewatin bersama teman di akhir pekan walau hanya sekedar duduk gembira atau biasa aku singkat dugem di tempat paling hits buat anak (yang katanya) gaul di Semarang. Jalan Pahlawan. demokratisnya sebelah mana? oke, begini. buktinya aku tetep boleh keluar malam, ya walaupun ada jam malamnya. kurang? oke, baiklah. aku boleh memilih apapun kegiatan yang aku lakukan. selama aku mampu, selama aku tidak merepotkan, selama aku bertanggung jawab, dan selama aku tidak menomorsekiankan makan bersama makanan ibuk di rumah. kenapa? karena itu salah satu ajang untukku ngobrol masalah apapun pada Ibuk juga Bapak, pun embak-embakku.

sekarang usiaku sudah duapuluh sekian tahun *usia itu jangan dinominalkan. hhihii*, jelas aku belum bisa membantu banyak pada ibuk. tapi aku bersyukur ibuk sudah memberiku banyak. ilmu sabarnya, ilmu ikhlasnya, ilmu tegasnya, ilmu guyonnya, ilmu kekuatan pelukan, ilmu memaafkan, hingga ilmu masak. dan semua-mua-muanya. ibukku itu kece, buktinya sekarang aku sudah boleh keluar malam. jam malam? jelas masih ada. yang tadinya jam 10 malam, sekarang diperpanjang hingga jam 11 malam. dan, dengan kesibukanku yang sekarang, aku jarang keluar malam. selain ingat umur, aku juga memilih kasur dingin dan hangat pelukan serta becandaan orang rumah. itu yang bikin kangen kalau aku harus kembali ke rutinitas di tiap awal minggu. intinya ibuk itu samudra, luas, tak terbatas.

ibuk itu luas. pemikirannya, ikhlasnya, sabarnya, hingga kekuatannya.

paketan kurang komplit kalau aku hanya menceritakan ibuk. satu pahlawan lagi yang membuatku bisa berdiri hingga kini. pastilah bapak. Bapak itu sosok pendiam, sedikit kolot, galak pada waktu yang tepat untuk menghadapi kami, anak-anaknya yang nakal, dan jelas menyenangkan. lini masaku kembali berputar pada beberapa tahun lalu. hujan akhir tahun selalu mengingatkanku akan Bapak. simpel sih, menjemput. kalian pernah pulang dari kuliah jam 5 sore dan itu harus naik bis untuk pulang ke rumah? katakan jarak rumah hingga tempat kamu kuliah itu bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam (jika itu tidak macet). bisa memperkirakan sendiri kan kalau macet bagaimana. bisa 4 jam sampai rumah. dalam posisi hujan diluar, kamu di dalam bis yang ber AC, kemudian mendapat SMS dari pacar dan SMS dari Bapakmu, mana yang duluan kamu balas? kalau aku jelas Bapak. sebegitu besar pengorbanan Bapak buat jemput putri kecilnya di tengah hujan deras dan harus menunggu karena bis sang putri terjebak dalam lalu lintas yang sangat menyebalkan. bisa bayangkan? naik motor, pakai jas hujan, membawakan teh hangat. yang sejatinya teh itu tidak lagi hangat saat diberikan padaku. oh Tuhan, tolong masukkan Bapakku ini ke dalam golongan orang-orang yang beruntung dan beriman.

aku bahagia, saat kedua orang tuaku akan pergi ke kondangan. mereka itu lucu. selalu menanyakan padaku mengenai penampilan mereka. dari warna baju yang sepadan hingga sepatu yang sewarna dengan pakaian mereka. sejatinya aku bukan pemerhati fashion yang baik. tapi aku bahagia melihat mereka terlihat anggun dan gagah saat menyetujui pilihanku. lucu ya.

dan masih banyak lagi cerita mengenai Bapak Ibuk. aku bersyukur punya mereka. mengajarkanku arti hidup dan bersabar juga berusaha. yang aku ingat jelas hingga sekarang, "Allah itu selalu ada, Maha Adil, tidak tidur. mau minta apapun, sama Allah. sedekah wujud syukur. dan jangan tinggalkan sholat"

tunggu aku membahagiakan kalian. menggendong cucu dan bercengkrama di teras belakang rumah
, nanti.