Kamis, 29 Januari 2015

musim hujan

Dear musim hujan,

Terkadang aku benci menjadi dewasa. Karena apa, dewasa memaksaku untuk membenci hujan. Tapi, kebencian akan dewasa mungkin hanya sekedar benci. Mau tidak mau aku harus menjadi dewasa. Tapi tidak untuk membenci hujan.

Aku sering berdoa diantara hujan. Untuk Bapak, Ibu, dan kakak. Banyak yang berkata bahwa hujan senantiasa meng-amin-kan doa.

Oh iya, aku juga sering berdoa untukmu. Tuan, yang belum boleh disebutkan namanya. Aku berdoa, semoga kerinduanmu akan perempuan, yaitu aku, segera dipertemukan dan dipersatukan.

Hujan mengajari aku akan kesejukan, dan kedamaian. Mengajari aku akan rasa syukur. Selamat datang musim hujan, semoga dinginmu tak mengilhami sisi hatiku yang tergelap.

Pengagum terberatmu, aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar