Minggu, 14 Desember 2014

Pertama

sudah diakhir tahun 2014. kalian mau apa? tertawa karena resolusinya berhasil atau menangis karena resolusinya gagal atau bahkan sudah menyusun resolusi 2015? aku mah, sampai detik ini masih scrolling lini masa.

bentar, lini masa?

ini yang akhir-akhir ini berputar di memoriku. gilaaaa, usia udah segini aja, dan masih gini-gini aja. sedih sih. tapi ini hidup gais, musti dijalanin apa yang sudah dipilih untuk dilakuin. kadang hidup itu life.

sebentar lagi ibu purna tugas, dari tugasnya untuk memintarkan penerus bangsa. tapi masih harus memintarkan aku untuk meneruskan kepiawaian beliau dalam hal masak-memasak, jahit-menjahit, hingga merawat tanaman. Ibuk itu tipikal orang yang kolot, tapi demokratis. bisa membayangkan? atau begini saja, aku beri satu contoh. kalian pernah pulang malam? pasti pernah dilarang juga, apalagi kalian perempuan. begitulah ibuk. selalu melarang anaknya untuk keluar malam. dan kalaupun harus pulang malam itupun dimaklumi karena urusan sekolah. atau, boleh keluar malam hanya dengan teman terdekatmu. itupun ada jam malamnya. jam 10 malam harus sudah sampai di rumah. sisanya, hari-hari kemudian kalau aku melanggar, ya, sanksi demo komunikasi alias didiemin walaupun dalam waktu 1 hari. serba salah bukan? masa muda yang harusnya dilewatin bersama teman di akhir pekan walau hanya sekedar duduk gembira atau biasa aku singkat dugem di tempat paling hits buat anak (yang katanya) gaul di Semarang. Jalan Pahlawan. demokratisnya sebelah mana? oke, begini. buktinya aku tetep boleh keluar malam, ya walaupun ada jam malamnya. kurang? oke, baiklah. aku boleh memilih apapun kegiatan yang aku lakukan. selama aku mampu, selama aku tidak merepotkan, selama aku bertanggung jawab, dan selama aku tidak menomorsekiankan makan bersama makanan ibuk di rumah. kenapa? karena itu salah satu ajang untukku ngobrol masalah apapun pada Ibuk juga Bapak, pun embak-embakku.

sekarang usiaku sudah duapuluh sekian tahun *usia itu jangan dinominalkan. hhihii*, jelas aku belum bisa membantu banyak pada ibuk. tapi aku bersyukur ibuk sudah memberiku banyak. ilmu sabarnya, ilmu ikhlasnya, ilmu tegasnya, ilmu guyonnya, ilmu kekuatan pelukan, ilmu memaafkan, hingga ilmu masak. dan semua-mua-muanya. ibukku itu kece, buktinya sekarang aku sudah boleh keluar malam. jam malam? jelas masih ada. yang tadinya jam 10 malam, sekarang diperpanjang hingga jam 11 malam. dan, dengan kesibukanku yang sekarang, aku jarang keluar malam. selain ingat umur, aku juga memilih kasur dingin dan hangat pelukan serta becandaan orang rumah. itu yang bikin kangen kalau aku harus kembali ke rutinitas di tiap awal minggu. intinya ibuk itu samudra, luas, tak terbatas.

ibuk itu luas. pemikirannya, ikhlasnya, sabarnya, hingga kekuatannya.

paketan kurang komplit kalau aku hanya menceritakan ibuk. satu pahlawan lagi yang membuatku bisa berdiri hingga kini. pastilah bapak. Bapak itu sosok pendiam, sedikit kolot, galak pada waktu yang tepat untuk menghadapi kami, anak-anaknya yang nakal, dan jelas menyenangkan. lini masaku kembali berputar pada beberapa tahun lalu. hujan akhir tahun selalu mengingatkanku akan Bapak. simpel sih, menjemput. kalian pernah pulang dari kuliah jam 5 sore dan itu harus naik bis untuk pulang ke rumah? katakan jarak rumah hingga tempat kamu kuliah itu bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam (jika itu tidak macet). bisa memperkirakan sendiri kan kalau macet bagaimana. bisa 4 jam sampai rumah. dalam posisi hujan diluar, kamu di dalam bis yang ber AC, kemudian mendapat SMS dari pacar dan SMS dari Bapakmu, mana yang duluan kamu balas? kalau aku jelas Bapak. sebegitu besar pengorbanan Bapak buat jemput putri kecilnya di tengah hujan deras dan harus menunggu karena bis sang putri terjebak dalam lalu lintas yang sangat menyebalkan. bisa bayangkan? naik motor, pakai jas hujan, membawakan teh hangat. yang sejatinya teh itu tidak lagi hangat saat diberikan padaku. oh Tuhan, tolong masukkan Bapakku ini ke dalam golongan orang-orang yang beruntung dan beriman.

aku bahagia, saat kedua orang tuaku akan pergi ke kondangan. mereka itu lucu. selalu menanyakan padaku mengenai penampilan mereka. dari warna baju yang sepadan hingga sepatu yang sewarna dengan pakaian mereka. sejatinya aku bukan pemerhati fashion yang baik. tapi aku bahagia melihat mereka terlihat anggun dan gagah saat menyetujui pilihanku. lucu ya.

dan masih banyak lagi cerita mengenai Bapak Ibuk. aku bersyukur punya mereka. mengajarkanku arti hidup dan bersabar juga berusaha. yang aku ingat jelas hingga sekarang, "Allah itu selalu ada, Maha Adil, tidak tidur. mau minta apapun, sama Allah. sedekah wujud syukur. dan jangan tinggalkan sholat"

tunggu aku membahagiakan kalian. menggendong cucu dan bercengkrama di teras belakang rumah
, nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar